This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Minggu, 26 Februari 2012

Ketinggian Awan Semakin Rendah


CALIFORNIA  - Ilmuwan dari University of Auckland di Selandia Baru menganalisis ketinggian awan global dari periode Maret 2000 hingga Februari 2010 dengan Multi-angle Imaging SpectroRadiometer (MISR) pada wahana antariksa Terra milik NASA.

Hasil studi menunjukkan adanya penurunan ketinggian awan secara global. Penurunan bisa mencapai 1 persen, atau sekitar 30-40 meter dari ketinggian semula. Kebanyakan penurunan diakibatkan oleh lebih sedikitnya awan yang terdapat di wilayah atmosfer yang lebih tinggi.

Pimpinan penelitian, Roger Davies, mengatakan,  untuk sementara, hasil studi masih terlalu dangkal, penurunan ketinggian awan menunjukkan bahwa sesuatu tengah terjadi. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk melihat dampaknya pada temperatur global.

Davies mengungkapkan, ketinggian awan yang lebih rendah bisa memberikan efek pendinginan, mengurangi temperatur di permukaan Bumi. Selain itu, penurunan ketinggian awan memberikan efek yang berlawanan dengan pemanasan global. "Kami belum tahu secara pasti sebab penurunan ketinggian awan. Tapi ini pasti berkaitan dengan perubahan sirkulasi pembentukan awan di ketinggian," ungkap Davies seperti dikutip Physorg, Rabu (22/2/2012).

Penelitian dengan MISR pada wahana antariksa Terra yang diluncurkan pada tahun 1999 masih akan terus dilakukan. Selain itu, penelitian juga akan dilakukan dengan CloudSat, satelit NASA yang mampu menganalisis struktur vertikal awan.

Senin, 06 Februari 2012

Mulai Agustus 2012 Syarat Lulus S-1, S-2, S-3: Harus Publikasi Makalah

 Gb. Dirjen. Ditjen Pendidikan Tinggi Prof. Dr. Ir. Djoko Santoso, M.Sc

Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mengeluarkan surat edaran bernomor 152/E/T/2012 terkait publikasi karya ilmiah. Surat tertanggal 27 Januari 2012 ini ditujukan kepada Rektor/Ketua/Direktur PTN dan PTS seluruh Indonesia. Seperti dimuat dalam laman www.dikti.go.id, surat yang ditandatangani Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Djoko Santoso itu memuat tiga poin yang menjadi syarat lulus bagi mahasiswa program S-1, S-2, dan S-3 untuk memublikasikan karya ilmiahnya.

Disebutkan bahwa saat ini jumlah karya ilmiah perguruan tinggi di Indonesia masih sangat rendah. Bahkan, hanya sepertujuh dari jumlah karya ilmiah perguruan tinggi di Malaysia. Oleh karena itu, ketentuan ini bertujuan untuk meningkatkan jumlah karya ilmiah di Indonesia. Apa saja bunyi ketentuan itu?

1. Untuk lulus program Sarjana harus menghasilkan makalah yang terbit pada jurnal ilmiah.
2. Untuk lulus program Magister harus telah menghasilkan makalah yang terbit pada jurnal ilmiah nasional, diutamakan yang terakreditasi Dikti.
3. Untuk lulus program Doktor harus telah menghasilkan makalah yang diterima untuk terbit pada jurnal internasional.

Ketentuan ini berlaku mulai kelulusan setelah Agustus 2012. Kompas.com menghubungi Dirjen Dikti Djoko Santoso dan berjanji akan memberikan penjelasan lebih jauh mengenai ketentuan ini pada hari ini, Jumat (3/2/2012).

Beberapa waktu lalu terungkap bahwa jurnal perguruan-perguruan tinggi Indonesia yang terindeks dalam basis data jurnal dan prosiding penelitian internasional, seperti Scopus dan Google Scholar, masih sangat rendah. Tak hanya karya ilmiah para mahasiswa, Dekan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjajaran Eky S Soeria Soemantri juga mengakui minimnya hasil penelitian para peneliti Indonesia yang dipublikasikan dalam jurnal penelitian internasional.

"Itu makanya para peneliti harus diberikan pelatihan agar memiliki kemahiran dalam menulis," kata Eky kepada Kompas.com, beberapa waktu lalu.

2013 Suzuki Kembali Lagi ke MotoGP


Suzuki memberikan indikasi bakal kembali lagi ke arena balapan MotoGP. Tim asal Jepang itu bakal menggunakan motor baru GSV-R mesin 1.000 cc pada musim 2013.

Test rider veteran asal Jepang, Nobuatsu Aoki, mengonfirmasi hal tersebut di Sepang pekan lalu. Dia mengatakan bahwa dirinya melakukan uji coba proyek baru Suzuki 1.000 cc tersebut di trek Ryuyo di Jepang.

Aoki mengisyaratkan bahwa jika tes itu berlangsung sukses, maka Suzuki akan mempertimbangkan wild card yang diperolehnya pada musim 2013.

"Suzuki tidak pernah berhenti bekerja pada proyek 1.000 cc, dan saya menunggang motor itu pekan lalu. Saya tidak bisa mengatakan terlalu banyak, tetapi jika motornya bagus dan anggaran biayanya sesuai, maka tahun depan bisa tampil," ujar Aoki.

Pabrik Jepang ini tak melanjutkan proyeknya untuk MotoGP pada November lalu, karena mereka mengalami krisis akibat tergoncangnya ekonomi dunia. Alhasil, Suzuki memutuskan untuk mundur dari MotoGP, dan berencana tampil lagi pada 2014.

Pedrosa: Motor 1.000 CC Butuh Kekuatan Fisik yang Lebih



Dani Pedrosa memberikan komentar tentang Honda baru RC213V 1.000 cc, yang sudah digebernya selama tiga hari latihan resmi pra-musim MotoGP 2012 di Sepang. Menurut pebalap asal Spanyol tersebut, motor baru ini sangat membutuhkan kekuatan fisik.

Pedrosa menempati posisi ketiga pada hari terakhir latihan resmi di Malaysia, Kamis (2/2/12). Pebalap berusia 26 tahun ini kalah bersaing dengan rekan setimnya di Repsol Honda, Casey Stoner, serta pebalap nomor satu Yamaha, Jorge Lorenzo.

Meskipun memenangi beberapa balapan di MotoGP untuk mesin 990 cc dan 800 cc sejak melakukan debutnya di kelas premier pada 2006, tetapi Pedrosa tak mau terlalu sesumbar mengenai peluangnya untuk mesin 1.000 cc. Dia hanya mengatakan, balapan musim 2012, yang merupakan era perdana mesin 1.000 cc, bakal lebih sulit.

"Motor ini membutuhkan kekuatan fisik yang lebih (dibandingkan 800 cc). Anda merasakan tenaganya saat akselerasi, kecepatan saat pengereman keras, dan juga berat yang lebih. Uji coba selama tiga hari di Malaysia ini sangat melelahkan," ujar Pedrosa.

"Pagi ini ketika saya bangun, saya merasa sakit dan kaku, tetapi ketika mulai beraksi di atas motor, saya merasa sedikit lebih baik. Saya akan terus bekerja keras meningkatkan daya tahan fisik untuk persiapan menghadapi latihan kedua."

Seperti halnya pebalap lain, dalam latihan ini Pedrosa dan timnya harus menganalisis elektronik dan pengesetan suspensi. Dia mengakui, belum semua masalah bisa diatasi, tetapi secara umum ada kemajuan signifikan yang diraih selama tiga hari tes ini, terutama rem.