Jumat, 20 Mei 2011

Insiden Pedrosa-Simoncelli di GP Perancis Gresini Membela "Super Sic"

Urutan foto insiden Simoncelli-Pedrosa di GP Perancis, Minggu (15/5/11). 1: Pebalap Gresini Honda, Marco Simoncelli (kanan), berusaha menyalip pebalap Repsol Honda, Dani Pedrosa, dari sisi luar, yang merupakan awal dari kecelakaan dua pebalap Honda tersebut. 2: Pedrosa (belakang) senggol bagian belakang motor Simoncelli sehingga dia jatuh dan patah tulang selangka kanan, sedangkan Simoncelli bisa melanjutkan balapan dan finis di urutan lima setelah mendapat penalti. 3: Pedrosa terjatuh. 4: Simoncelli terus melaju sedangkan Pedrosa jatuh dan gagal lanjutkan lomba.

Bos tim yang menaungi Marco Simoncelli, Fausto Gresini, membela pebalapnya. Menurut Gresini, kritikan yang ditujukan kepada pebalap asal Italia tersebut setelah adanya insiden senggolan dengan pebalap Repsol Honda, Dani Pedrosa, di Sirkuit Le Mans, Perancis, Minggu (15/5/2011), tidak fair.

Dalam beberapa pekan terakhir, kuping Simoncelli dibuat merah oleh pernyataan beberapa rivalnya. Pebalap berambut jabrik ini dikritik karena gaya membalapnya dinilai terlalu agresif dan sangat membahayakan. Puncaknya terjadi di GP Perancis, ketika dia ditengarai sebagai penyebab Pedrosa jatuh dan mengalami cedera patah tulang selangka kanan.

Waktu itu, saat bertarung memperebutkan posisi dua, Simoncelli berusaha menyalip Pedrosa dari sisi luar dan tidak memberikan sedikit ruang pun kepada Pedrosa untuk "bernapas". Alhasil, kecelakaan tak terhindarkan karena Pedrosa menyenggol bagian belakang motor Simoncelli sehingga pebalap asal Spanyol ini jatuh dan gagal melanjutkan balapan, sedangkan Simoncelli berhasil masuk finis di urutan lima setelah mendapat penalti.

Gresini tak keberatan mengenai penalti yang dijatuhkan kepada Simoncelli karena dia dinilai bersalah. Tetapi, tambahnya, predikat bahwa cara membalapnya membahayakan adalah tidak adil.

"Saya akan membuat sebuah pernyataan pembukaan untuk menjelaskannya dari awal: Saya sangat prihatin karena Pedrosa, pebalap lainnya dari Honda, seorang kandidat juara dunia yang seharusnya mengetes motor 1.000cc, mengalami cedera," ujar Gresini kepada Gazzetta dello Sport.

"Jujur, Marco membuat sebuah kesalahan sehingga dia mendapatkan hukuman. Tetapi saya tidak terima bahwa anak ini dicap sebagai pebalap yang jahat. Itu kedengarannya seperti dia sudah membunuh seseorang. Kami juga sudah melihat adanya pukulan senilai 5.000 euro, dan orang lain tidak dihukum setelah menyebabkan pebalap lain celaka. Dan, jika kami melihat secara dekat, pergerakan (Jorge) Lorenzo terhadap (Andrea) Dovizioso lebih keras dari apa yang dilakukan Marco."

Dia juga menyerang balik guru Pedrosa, Alberto Puig, yang terlalu membesar-besarkan kesalahan Simoncelli. Gresini membandingkan kecelakaan di Le Mans dengan apa yang dilakukan Pedrosa terhadap rekan setimnya, Nicky Hayden, dalam perebutan podium nomor satu di Estoril tahun 2006.

"Saya ingin mencoba meredam polemik, tetapi saya tidak bisa menerima beberapa pandangan, meskipun saya tahu mereka datang dari pihak yang terluka," ujar Gresini. "Tetapi, saya ingin mengingatkan orang dengan kenangan singkat tentang apa yang terjadi di Estoril pada tahun 2006, yang mungkin lebih buruk."

Gresini berharap situasi akan tenang sebelum GP Catalunya bulan depan. Meskipun demikian, dia juga mengakui bahwa Simoncelli tetap akan menjadi target kritikan para rivalnya karena mantan juara dunia kelas 250cc tersebut jauh lebih kompetitif pada tahun ini.

"Saya ingin berusaha menghilangkan tekanan yang sudah mereka letakkan di atas bahu Marco," jelas Gresini. Mungkin ini merupakan efek dari apa yang sudah mereka harapkan sekarang di mana dia cepat, sedangkan tahun lalu dia tidak khawatir dengan siapa pun. Saya hanya meminta adanya penegakan aturan untuk siapa pun: saya tidak ingin mereka pada akhirnya memberlakukan pada kami, orang-orang kecil."

Simoncelli juga menambahkan, sekarang dia mengaku pergerakannya terhadap Pedrosa itu sebuah kesalahan. Meskipun demikian, "Super Sic" masih merasa dirinya hanya dijadikan korban.

"Saya sudah menonton kecelakaan itu berulang kali dan dengan melihat lagi ke belakang, saya mungkin bisa memberikan sedikit ruang," ujarnya. "Tetapi, dia melepas rem. Jujur, saya sudah melakukan sebuah kesalahan dengan strategiku karena saya lebih cepat dan seharusnya tidak terlalu cepat melakukan pergerakan (menyalip) dan jangan terlalu mengambil risiko."

"Saya sangat menyesal dengan apa yang Dani alami, tetapi saya merasa tidak terlalu agresif dibandingkan dengan yang lainnya dalam situasi yang sama. Saya yakin itu, meskipun orang lain berpikiran sebaliknya."

"Bagaimanapun, saya tentu saja mendapat pelajaran dari kejadian ini dan saya akan lebih hati-hati dalam balapan berikutnya; saya akan berusaha untuk mengambil pada saat yang lebih baik saat ingin menyalip, mungkin dengan margin yang lebih sedikit."

0 komentar: